Perpisahan Sementara

 اللقاء يلزم الفراق والفراق لا يلزم اللقاء

“Pertemuan menjamin adanya perpisahan, namun perpisahan tak menjamin adanya pertemuan”
Tak salah jika pepatah arab berkata demikian. Memang benar jika kita bertemu dengan seseorang pasti ada saat dimana kita akan berpisah.

11 Juni 2011, merupakan momen yang sangat terkenang dalam memoriku, saat itu angkatan 14, Axivic Lunarismosinerati telah resmi meninggalkan kampus tercinta MAN Insan Cendekia Serpong, acara wisuda tersebut sangat menyentuh hatiku, seakan membangunkan memoriku yang sudah lama tertidur. Aku teringat di saat awal kita masuk ke MAN Insan Cendekia Serpong, dengan didahului oleh proses seleksi yang cukup ketat. Kita diseleksi dari ribuan siswa yang mendambakan masuk ke kampus idaman, namun kita lah yang lolos dan ditakdirkan tuhan. Kalau bukan dengan keikhlasan yang besar serta motivasi dari berbagai pihak aku tak akan sampai di kampus yang berada diujung barat pulau jawa itu. Aku yang berasal dari Pasuruan, Jawa bagian timur  tak akan rela meninggalkan kampung halaman menyusuri serta merantau ke kampung yang katanya dikenal sebagai pusat segala modernitas, namun karena tekad yang tinggi mengejar cita-cita, serta keinginan untuk membahagiakan orang tua, karena itu merupakan jalan untuk mencari ridha Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih. Aku masih teringat ketika aku harus berpamitan pada orang tuaku meninggalkan mereka. Aku dapat melihat dari air mata yang membasahi lubuk mata mereka, nampak kesedihan melepaskanku untuk merantau ke negeri orang. Aku yakin hal yang aku alami tak jauh berbeda dengan yang teman-teman alami, ada Walid dan Syarif dari Medan, Sumatera Utara, dan banyak lagi teman yang berasal dari berbagai belahan nusantara ini. Saat dimana, orang tua kita memasrahkan(menitipkan Red.) kepada sekolah dalam hal ini diwakili oleh kepala sekolah. Dan di hari ini pula kita dikembalikan kepada orang tua kita.
Aku buka lembaran ingatan tentang awal masuk ke Insan Cendekia, kita satu angkatan 120 anak digembleng dalam acara yang sangat menguras mental serta fisik, PTS(Pekan Ta’aruf Siswa) Al-‘Ashr, walau bagaimana pun dalam perjalanan angkatan kita kurang satu persatu. Dari namanya saja, kita harus mengenal serta tahu tentang Insan Cendekia, mulai dari civitas sampai teman kita sendiri 120 anak. Memang aku akui ini adalah hal yang sulit bagiku untuk mengenal anak sebanyak itu, namun pada prosesnya aku dapat kenal sampai dari mana engkau berasal. Itu merupakan proses penyesuaian yang harus kita jalani.
Di MAN Insan Cendekia kita digembleng dengan berbagai proses belajar mengajar yang transparan dan ketat, sampai-sampai tak ada waktu untuk kita berleha-leha, mulai jam 06.30 sampai 15.35 kita melakukan kegiatan KBM tersebut. Kita di disini diajarkan untuk menjadi orang yang jujur dan pantang menyerah, tak ada kata “contekan”, “ngerpekan”, atau bahasa lainnya dalam kamus MAN Insan Cendekia, bahkan dalam ulangan apalagi dalam ujian.

Tahun demi tahun kita lewati bersama, canda dan tawa mengiringi hari-hari kita, suka dan duka kita lalui bersama. Kita bahkan bisa diibaratkan sebagai saudara yang tak dapat dipisahkan. Aku tak dapat menceritakan kembali ingatan tentang momen-momen yang telah kita lewati bersama karena terbatasnya waktu serta kemampuanku untuk mengingat-ingat kembali, seperti harddisk yang sudah usang di makan waktu, atau karena piringannya yang sudah rusak, namun ingatan tersebut bisa lagi dibuka dengan dengan membuka kembali foto-foto serta dokumen-dokumen yang menceritakan tentang kita, seperti programnya Undelete ataupun Recovery yang dapat mengembalikan data-data yang sudah terhapus.
Di hari ini juga kita akan berpisah dengan cita-cita yang sudah melayang, ada kalian yang sudah diterima di ITB, UI, UGM, dan lain sebagainya. Teman-teman jadikanlah kenangan yang indah tersebut sebagai tali pengingat di antara kita, janganlah kau lupakan kenangan-kenangan yang manis tersebut, kalau bisa ukirlah dalam hatimu, kata “Axivic Lunarismosinerati”, “MAN Insan Cendekia Serpong”. Satu lagi jangan sampai terlupakan, amalkan terus nilai-nilai islami yang sudah kalian dapat di IC, kalau bisa kalian tularkan. Di mana pun kalian berada tetap selalu pegang teguh islam, jangan sampai kalian terjerumus dalam lembah kenistaan. Warnailah kehidupan di sekitar kalian dengan nilai-nilai baik yang kalian miliki, jangan sampai terwarnai oleh lingkungan buruk di mana pun kalian tinggal. Walaupun aku jauh di sana, semoga doaku tetap sampai pada kalian.  Aku penuh dengan keyakinan, yakin kita pasti dipertemukan oleh Allah kembali, entah dalam acara-acara, acara pernikahan kalian atau pun  waktu kalian sudah menjadi pemimpin di negeri ini, negeri yang sudah penuh dengan huru-haranya, meraung-raung ingin dipimpin oleh orang-orang seperti kalian, atau pun kalau tak bisa semoga Allah dapat mempertemukan kita kembali di Jannah-Nya, Amin Ya Rabbal Alamin.

Salam hangat dari temanmu yang jauh disana, tapi semoga tetap dekat di hatimu.

If (Zainul == Alim)
    {
    System.out.println(“Zainul”);
    }
Else if (Alim == Zainul)
    {
    System.out.println(“Alim”);
    }
Else if (Singa == Alim)
    {
    System.out.println(“Singa’”);
    }
Else
    {
    System.exit(0);
    }
 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © MY DIARY