0

Perpisahan Sementara

 اللقاء يلزم الفراق والفراق لا يلزم اللقاء

“Pertemuan menjamin adanya perpisahan, namun perpisahan tak menjamin adanya pertemuan”
Tak salah jika pepatah arab berkata demikian. Memang benar jika kita bertemu dengan seseorang pasti ada saat dimana kita akan berpisah.

11 Juni 2011, merupakan momen yang sangat terkenang dalam memoriku, saat itu angkatan 14, Axivic Lunarismosinerati telah resmi meninggalkan kampus tercinta MAN Insan Cendekia Serpong, acara wisuda tersebut sangat menyentuh hatiku, seakan membangunkan memoriku yang sudah lama tertidur. Aku teringat di saat awal kita masuk ke MAN Insan Cendekia Serpong, dengan didahului oleh proses seleksi yang cukup ketat. Kita diseleksi dari ribuan siswa yang mendambakan masuk ke kampus idaman, namun kita lah yang lolos dan ditakdirkan tuhan. Kalau bukan dengan keikhlasan yang besar serta motivasi dari berbagai pihak aku tak akan sampai di kampus yang berada diujung barat pulau jawa itu. Aku yang berasal dari Pasuruan, Jawa bagian timur  tak akan rela meninggalkan kampung halaman menyusuri serta merantau ke kampung yang katanya dikenal sebagai pusat segala modernitas, namun karena tekad yang tinggi mengejar cita-cita, serta keinginan untuk membahagiakan orang tua, karena itu merupakan jalan untuk mencari ridha Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih. Aku masih teringat ketika aku harus berpamitan pada orang tuaku meninggalkan mereka. Aku dapat melihat dari air mata yang membasahi lubuk mata mereka, nampak kesedihan melepaskanku untuk merantau ke negeri orang. Aku yakin hal yang aku alami tak jauh berbeda dengan yang teman-teman alami, ada Walid dan Syarif dari Medan, Sumatera Utara, dan banyak lagi teman yang berasal dari berbagai belahan nusantara ini. Saat dimana, orang tua kita memasrahkan(menitipkan Red.) kepada sekolah dalam hal ini diwakili oleh kepala sekolah. Dan di hari ini pula kita dikembalikan kepada orang tua kita.
Aku buka lembaran ingatan tentang awal masuk ke Insan Cendekia, kita satu angkatan 120 anak digembleng dalam acara yang sangat menguras mental serta fisik, PTS(Pekan Ta’aruf Siswa) Al-‘Ashr, walau bagaimana pun dalam perjalanan angkatan kita kurang satu persatu. Dari namanya saja, kita harus mengenal serta tahu tentang Insan Cendekia, mulai dari civitas sampai teman kita sendiri 120 anak. Memang aku akui ini adalah hal yang sulit bagiku untuk mengenal anak sebanyak itu, namun pada prosesnya aku dapat kenal sampai dari mana engkau berasal. Itu merupakan proses penyesuaian yang harus kita jalani.
Di MAN Insan Cendekia kita digembleng dengan berbagai proses belajar mengajar yang transparan dan ketat, sampai-sampai tak ada waktu untuk kita berleha-leha, mulai jam 06.30 sampai 15.35 kita melakukan kegiatan KBM tersebut. Kita di disini diajarkan untuk menjadi orang yang jujur dan pantang menyerah, tak ada kata “contekan”, “ngerpekan”, atau bahasa lainnya dalam kamus MAN Insan Cendekia, bahkan dalam ulangan apalagi dalam ujian.

Tahun demi tahun kita lewati bersama, canda dan tawa mengiringi hari-hari kita, suka dan duka kita lalui bersama. Kita bahkan bisa diibaratkan sebagai saudara yang tak dapat dipisahkan. Aku tak dapat menceritakan kembali ingatan tentang momen-momen yang telah kita lewati bersama karena terbatasnya waktu serta kemampuanku untuk mengingat-ingat kembali, seperti harddisk yang sudah usang di makan waktu, atau karena piringannya yang sudah rusak, namun ingatan tersebut bisa lagi dibuka dengan dengan membuka kembali foto-foto serta dokumen-dokumen yang menceritakan tentang kita, seperti programnya Undelete ataupun Recovery yang dapat mengembalikan data-data yang sudah terhapus.
Di hari ini juga kita akan berpisah dengan cita-cita yang sudah melayang, ada kalian yang sudah diterima di ITB, UI, UGM, dan lain sebagainya. Teman-teman jadikanlah kenangan yang indah tersebut sebagai tali pengingat di antara kita, janganlah kau lupakan kenangan-kenangan yang manis tersebut, kalau bisa ukirlah dalam hatimu, kata “Axivic Lunarismosinerati”, “MAN Insan Cendekia Serpong”. Satu lagi jangan sampai terlupakan, amalkan terus nilai-nilai islami yang sudah kalian dapat di IC, kalau bisa kalian tularkan. Di mana pun kalian berada tetap selalu pegang teguh islam, jangan sampai kalian terjerumus dalam lembah kenistaan. Warnailah kehidupan di sekitar kalian dengan nilai-nilai baik yang kalian miliki, jangan sampai terwarnai oleh lingkungan buruk di mana pun kalian tinggal. Walaupun aku jauh di sana, semoga doaku tetap sampai pada kalian.  Aku penuh dengan keyakinan, yakin kita pasti dipertemukan oleh Allah kembali, entah dalam acara-acara, acara pernikahan kalian atau pun  waktu kalian sudah menjadi pemimpin di negeri ini, negeri yang sudah penuh dengan huru-haranya, meraung-raung ingin dipimpin oleh orang-orang seperti kalian, atau pun kalau tak bisa semoga Allah dapat mempertemukan kita kembali di Jannah-Nya, Amin Ya Rabbal Alamin.

Salam hangat dari temanmu yang jauh disana, tapi semoga tetap dekat di hatimu.

If (Zainul == Alim)
    {
    System.out.println(“Zainul”);
    }
Else if (Alim == Zainul)
    {
    System.out.println(“Alim”);
    }
Else if (Singa == Alim)
    {
    System.out.println(“Singa’”);
    }
Else
    {
    System.exit(0);
    }
 
0

Indonesia Tanah Air Tercinta

Betapa kayanya negeriku tercinta, dari Sabang sampai Merauke terbentang kekayaan alam yang melimpah. Mulai dari batu bara serta mineral penting lainnya. Tapi mengapa negeriku tetap menjerit, banyak rakyatku mengerang kelaparan di mana-mana, banyak rakyatku menggigil kedinginan karena atap rumahnya bocor, banyak rakyatku menggeliat kepanasan hanya untuk mencari sesuap nasi di lampu merah. Itulah gambaran singkat negeriku. Ya Allah, ya Tuhanku, berilah rahmat dan petunjuk-Mu kepada pemimpin-pemimpinku dan aparatnya, serta semuanya agar bisa lebih baik lagi.

Aneh memang, negeri yang kaya alamnya seharusnya menjadikan negeri tersebut kaya, dan kesejahteraan tinggi. Tapi nyatanya di negeri ini, kesenjangan di masyarakat sangat kentara sekali, ada sebagian orang yang hartanya melimpah, tapi ada juga orang yang hanya untuk sesuap nasi harus berjuang diterik mentari yang menyengat.

Ada banyak opini yang mengatakan bahwa kualitas SDM masyarakat yang rendahlah yang menyebabakan kurang bisanya negeri ini untuk mengelolah potensi alam tersebut. Jangan kira SDM masyarakat kita banyak tinggi, coba anda lihat orang Indonesia yang sukses diluar negeri, ada yang mengatakan bahwa orang Indonesia yang ahli bekerja di luar negeri akibat dari apresiasi pemerintah kurang, misalnya seorang ahli butuh dana untuk melakukan penelitian, tetapi pemerintah tidak membantu akibatnya orang tersebut ke luar negeri.

Oleh karena itu wahai pemimpin-pemimpin bangsa, ingatlah akan amanah yang telah diberikan kepadamu, jangan kau terlena oleh gelimangan harta.
Wahai generasi bangsa bangunlah negeri ini dengan prestasi yang gemilang. Jangan biarkan orang lain menjajah negerimu.
0

Cinta


Cinta, sebuah kata yang tak asing di telinga kita. Bahkan saya yakin setiap orang pernah mencicipinya. Dalam sebuah lagu yang lupa judulnya, didendangkan “Rasa cinta, pasti ada, pada makhluk yang bernyawa”. Cinta tak sebatas terjadi pada manusia, makhluk lain pun merasakannya, seperti binatang, seganas-ganas harimau tak akan memakan anaknya sendiri. Kita lahir di dunia ini pun tak lepas dari kata itu, cinta yang menyatukan orang tua kita dan lahirlah, dan berkat cinta tersebut kita tumbuh dewasa, sehingga kita sendiri merasakan yang namanya cinta. Cinta merupakan karunia dari Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, andaikan saja Allah tak memberikan cinta pada ciptaannya, niscaya kita akan saling bermusuhan. Dan dengan kesempurnaan-Nya pula Dia menjadikan sesuatu dengan berpasang-pasangan. Allah menciptakan laki-laki ada perempuan, kaya ada miskin dan lain sebagainya.
Cinta banyak sekali manifestasinya, tapi dari semua bentuk cinta yang ada hanya satu cinta yang akan mengantarkan kita pada keselamatan, cinta tersebut akan selalu kekal yaitu cinta pada Sang Maha Pemberi Cinta. Cinta pada selain Allah tidak akan kekal pasti ada titik akhir kita cinta dan kemudian dengan berlalunya waktu cinta tersebut akan luntur dan sampai akhirnya akan hilang sama sekali. Kita tidak dilarang mencintai kepada apa saja dan siapa saja, asalkan cinta tersebut tak menggeser cinta kita pada Allah. Jikalau cinta pada selain Allah menggeser bahkan meniadakan cinta pada Allah maka celakalah orang tersebut. Kita cinta pada orang tua kita itu karena Allah kita tak akan cinta pada orang tua kita jika Allah tak menyisipkan cinta itu pada diri kita, oleh karena itu kita mencintai orang tua kita karena Allah. Ada salah satu ulama wanita yang terkenal dengan mahabbahnya terhadap Allah, yaitu Rabiatul Adawiyyah, beliau merupakan salah satu manusia yang telah merasakan betul cinta pada Allah untuk lebih jelasnya bacalah ringksan cerita kehidupan beliau.
Rugilah orang yang rasa cintanya melebihi cinta pada Allah, karena cinta pada selain Allah tidaklah kekal. Memang sulit sekali melakukannya, tapi kita harus selalu berusaha, karena cobaan yang akan kita dapatkan pasti sangat sulit. Misalnya di saat kita mendapatkan kenikmatan yang luar biasa, di saat itu mungkin kita.
“Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia”. (HR. Ad-Dailami).
Kadang kalau kita terlalu cinta pada sesuatu akan membuat kita buta bahkan akan lupa terhadap apapun. Misalnya kita mencintai seseorang kadang membuat kita lupa, saat makan kita teringat pada si dia, saat kita sendiri teringat  si dia, sehingga kalau berlebihan orang lain akan menganggap kita gila.
“Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli”. (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Ada banyak sekali motif yang dilakukan hamba ketika beribadah, ada yang karena takut, ada yang karena mengnginkan sesuatu, dan yang mengkin terlupa adalah beribadah karena cinta. Kita dihadapkan pada pemimpin, kita patuh pada pemimpin karena takut, sehingga di saat tidak ada pemimpin maka kita tak taat. Namun berbeda jika kita melakukan sesuatu karena kita cinta. Kita cinta pada seseorang, maka kita akan rela untuk melakukan apapun untuknya. Tak berbeda jauh jika kita beribadah karena kita cinta pada Allah, maka kita akan merasakan kenikmatan taat serta patuh pada Allah. Dan kita berharap, semoga kita tetap berada pada jalan yang benar sehingga cinta kita akan tetap bersih nan murni tak ternodai oleh kotoran-kotoran serta gangguan-gangguan.
0

Al-I'tiraf


Dengan kemurahan-Mu
Kau karuniakan padaku nikmat tak terkira
Aku tak memintanya, Kau tetap memberinya
Aku durhaka, Kau tetap tak henti memberi
Kau selalu membuka pintu taubat
Sadar atau tak sadar aku telah lalai
Berapa nikmat yang telah aku dustakan?
Kau tak pernah menanyakannya
Berapa nikmat yang tak aku syukuri
Kau tetap memberi tak pernah berhenti
Jikalau aku menghitung nikmat yang Kau berikan
Niscaya umurku tak sampai untuk menghitungnya
Ibadahku berabad-abad pun
Tak akan sebanding dengan nikmat yang Kau berikan

Saat aku bangun
Kau telah siapkan udara yang sejuk
Dengan badan yang bugar
Serta dengan gairah
Namun aku melupakannya

Saat aku senang
Kau terlupakan
Tetapi kau tak pernah marah
Saat aku sedih
Kau tetap ada menemaniku
Tak menggunjing kelakuan burukku
Saat aku durhaka pada-Mu
Kau tak lantas marah dan menghukum
Tetap Kau buka pintu maghfirah-Mu
Namun aku menyi-nyiakan itu

Apa yang dapat aku bawa saat menghadap-Mu
Dengan pakaian kotor ini kah?
Dengan badan yang berlumur dosa ini kah?

Ya Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Ampunilah segala dosa-dosaku
Ampunilah segala kelalaianku
Ampunilah segala kesombonganku
Ampunilah segala keangkuhanku
Penuhilah hatiku akan cinta kepada-Mu
Penuhilah hatiku dengan penuh rasa syukur
Penuhilah hatiku dengan kewelasan dan kesabaran
Karuniakanlah padaku cinta yang tulus
Yang menjadikanku tetap taat pada-Mu
Cinta yang dilandaskan pada cinta-Mu
Serta jadikanlah cinta tersebut
Membuat aku semakin cinta pada-Mu
Aku sadar
Cinta pada selain-Mu telah membutakanku
Cinta itu yang telah memalingkanku dari-Mu
Tapi kau tak pernah iri ataupun benci
Kumpulkanlah aku dengan orang-orang yang saling mencintai dan dicintai oleh-Mu
Karuniakanlah padaku pendamping yang setia
Saling cinta dan mencinta
Dan akan selalu menjaga cinta yang tulus itu
Ridhailah cinta itu


Ya Allah, aku tak pantas mendapat surga-Mu
Tapi jua tak tahan di neraka walaupun sepermilyar detik
Oleh karena itu aku bersimpuh
Aku memohon ampun
Atas dosa-dosaku


0

PENTINGKAH NIAT DALAM MENUNTUT ILMU?

Menuntut ilmu merupakan ibadah yang sangat tinggi derajatnya bahkan dalam sebuah hadits Rasulullah menegaskan bahwa menuntut ilmu seperti berperang di jalan Allah sampai ia kembali. Namun menuntut ilmu seperti apakah yang mendapatkan kemuliaannya seperti itu. Seperti ibadah lain, untuk menjadikan ibadah itu mendapat balasan dari Allah maka yang paling awal dilakukan adalah niat. Niat adalah perkara yang sangat penting, niat dapat menjadikan amalan seseorang menjadi amalan dunia dan juga dapat menjadikannya amalan akhirat, semua itu tergantung niat.
Sesungguhnya amal-amal perbuatan tergantung niatnya, dan bagi tiap orang apa yang diniatinya. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya untuk meraih kesenangan dunia atau menikahi wanita, maka hijrahnya adalah kepada apa yang ia hijrahi”. (HR. Bukhari)
Untuk itu dalam tulisan ini semoga menjadikan manfaat terutama bagi penulis sendiri dan juga bagi pembaca sekalian. Pembahasan dalam tulisan ini penulis kutip dari muqaddimah(pembukaan) buah karya Imam Al-Ghazali yang berjudul “Bidayatul Hidayah/Permulaan Hidayah”.
Wahai pencari ilmu yang susah payah mencarinya! Ketahuilah:
Sesungguhnya engkau, dalam mencari ilmu, apabila berniat untuk bersaing mencari popularitas, kebanggaan atau berniat untuk mengungguli teman-teman sebayamu dan supaya mendapat simpati dari orang banyak, maka engkau sebenarnya telah berusaha menghancurkan agamamu, merusak dirimu sendiri, menjual kebahagiaan akhirat dengan kesenangan dunia. Ibarat seorang pedagang, maka transaksi yang engkau lakukan itu sia-sia dan perdagangan yang engkau tangani itu tidak membawa keuntungan. Tetapi apabila niat dan tujuanmu mencari ilmu  itu untuk mencari petunjuk, bahkan untuk mencari ridha Allah, maka bergembiralah sebab ketika engkau berjalan para malaikat telah membeberkan sayapnya, dan ikan-ikan yang berada di lautan memohonkan ampunan untukmu dari  Allah SWT.
Kemudian ketahuilah, bahwa orang yang mencari ilmu itu digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1.       Orang yang mencari ilmu dengan niat untuk bekal akhirat, hanya ingin mendapat ridha Allah, dan untuk meperoleh kebahagiaan akhirat. Orang yang demikian adalah termasuk dalam golongan orang yang beruntung.
2.       Orang yang mencari ilmu untuk kepentingan duniawi, untuk memperoleh kemuliaan, kedudukan dan harta, padahal di dalam hatinya menyadari dan merasa akan kejelekan niatnya dan kehinaan. Maka orang yang demikian itu dalam keadaan bahaya, sampai ia menyadari dan bertaubat.

من تعلّم علما يبتغي به وجه الله تعالى لا يتعلّمه الّا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنّة يوم القيامة
Barang siapa yang menuntut ilmu yang mestinya untuk mencari ridha Allah, tetapi ia menuntutnya untuk mencari keuntungan duniawi, maka ia kelak tidak akan dapat mencium bau nikamat surga”. (H.R. Abu Daud)
3.       Orang yang dikuasai syetan, yaitu orang yang mencari ilmu semata-mata untuk kepentingan hawa nafsunya. Dia menjadikan ilmu yang telah ia peroleh hanya untuk mengumpulkan harta kekayaan, pangkat, dan kedudukan serta pengaruh. Meskipun demikian mereka dengan perdaya syetan mengaku dan merasa mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah karena menyerupai ulama’. Orang yang demikian termasuk golongan yang binasa, bodoh , dan tertipu oleh syetan yang terkutuk dan kecil kemungkinan mau bertaubat. Dia telah lupa akan firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”. (Q.S. Ash-Shaff: 2-3)

Wahai para penutut ilmu! Berusahalah untuk menjadi golongan yang pertama. Hati-hatilah jangan sampai termasuk golongan kedua, karena banyak sekali orang yang yang lalai yang telah menemui ajalnya sebelum bertaubat, sehingga rugilah ia. Dan berusahalah semaksimal mungkin untuk tidak menjadi golongan ketiga yang menyebabkan engkau terjerumus ke jurang kebinasaan yang sulit diselamatkan dan tidak dapat diharapkan kebahagiannya di akhirat kelak.
0

Jangan Menyerah

Jangan menyerah, jangan menyerah. Kata itulah yang tepat untuk disampaikan pada siapa saja yang masih hidup di dunia ini. Hidup harus selalu kita jalani dengan penuh semangat, bagaimana pun keadaan serta latar belakang kita. Kebanyakan kita termasuk saya sendiri sering merasa untuk apa kita hidup kalau hanya akan mersakan pahitnya kehidupan, bahkan sampai kita jenuh serta muak dengan semuanya. Hidup memang susah kalau tidak ingin susah maka jangan hidup. Tak sedikit orang yang ngersulo(berkeluh kesah. Red) dengan hidup ini, ada yang berucap “Mengapa sih saya sudah bersusah payah bekerja banting tulang tetap saja hidup ini susah”. Dalam tulisan ini saya lebih menekankan dari segi religiusnya. Dalam isalam, kita dilarang untuk beruputus asa atas rahmat Allah, karena sebenarnya rahmat Allah sangat banyak, kita sering lupa bahwa tak selamanya yang kita anggap baik itu terbaik buat kita, dan yang kita anggap buruk tak selamanya buruk buat kita. Karena, semua yang terjadi pada kita adalah atas kehendak Allah, Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan. Sering kita meminta kepada-Nya tapi kita memperoleh bukan yang kita inginkan, tapi ternyata hal tersebut baik buat kita. Kita tahu orang tua baik kepada anaknya, selalu menuruti apa yang anaknya inginkan, tetapi dalam keadaan tertentu orang tua akan memilihkan buat kita yang terbaik, misalnya di saat anaknya sedang pilek dan minta dibelikan es krim, maka sebagai orang tua yang baik tidak akan menurutinya karena di saat itu es krim tidak baik buat anaknya.
Sering kita ngomel, mengapa sih Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan. Kalau kita pikir mendalam coba balik pertanyaannya, pernahkah kita berucap ”Ya Allah berikanlah aku udara yang gratis, agar aku dapat hidup, Ya Allah karuniakanlah aku jantung yang sehat”, dan ternyata tanpa kita meminta Allah sudah mengkarunaikannya pada kita. Coba saja banyangkan jika jantung kita mengadu pada Allah “Ya Allah aku capek harus selalu bergerak untuk memompa darah bagi orang yang tidak pernah bersyukur pada-Mu” kita tidak dapat berbuat apa-apa. Berapa nikmat yang telah kita lupakan sehingga kita jadi kufur, “Maka nikmat tuhan manakah yang kamu dustakan?”.
Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah tidak pernah pilih kasih terhadap hamba-Nya, ada hamba yang durhaka dan ada hamba yang taat sama-sama mendapat rahmat Allah, bayangkan seandainya kita melanggar larangan Allah kita langsung dihukum, tetapi tidak Allah selalu membuka pintu taubat untuk hamba-hamba-Nya sampai ajal menjemput.
Memang benar ketika kita dalam kesusahan maka janganlah kita  berkeluh kesah kita lihat orang lain yang lebih susah dari kita. Saya sering sekali melihat anak-anak seumuran dengan saya bahkan lebih kecil, sudah harus bekerja, ada yang ngamen di bis kota, ada yang meminta sumbangan di kereta ekonomi. Pernah saya tanyakan pada salah satu anak kecil ya mungkin kalau sekolah masih kelas 5 SD, “Dek, gak sekolah, kok ngamen?”, dengan polosnya dia menjawab “Mau sokolah, uang dari mana, untuk makan satu hari ini saja bingung apalagi buat sekolah”. Kita yang diberikan nikmat yang banyak sehingga kita dapat sekolah bahkan sampai perguruan tinggi harusnya bersyukur dan jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan pada kita.
0

......................................................................

Wahai pemuda penerus bangsa, pelajar, mahasiswa.
Apakah kau lupa bahwa nanti kau akan memimpin negeri ini.
Sering sekali kau mencoreng namamu.
Tawuran, kisruh kau sebut itu kebanggaan.
Apakah yang demikian dapat dibanggakan?
Free Sex, narkoba, miras kau sebut itu trend.
Apanya yang gaya hidup, itu malah menghancurkanmu.
Ingatlah wahai temanku.
Tak lama lagi orang-orang yang bertengger dengan kekuasaan di negeri ini akan pulang,
Dan kalianlah yang menggantikannya.
Apakah kalian sudah mempersiapkannya.

Wahai para pejabat apakah mata hatimu sudah buta?
Apakah nuranimu sudah bisu?
Apakah kau lupa akan rakyatmu.
Ada rakyatmu yang hari ini belum makan.
Ada rakyatmu yang kedinginan tak bisa tidur malam ini.
Ada rakyatmu yang kecewa akan kelakuanmu.
Kau lukai mereka dengan korupsi.
Dengan mudahnya kau mendapatkan uang.
Tapi mereka, mereka rela dengan banting tulang demi sesuap nasi.
Kau jarah hak mereka.
Kau curi harta mereka.
Kau nodai kehormatan mereka.
Ingatlah wahai pemimpin.
Kelak kau akan dimintai pertanggungjawaban.
Apa yang akan kau laporkan pada tuhanmu.
Apakah kau akan membawa LPJ yang sudah kau manipulasi?
Memang orang kecil ini tak mengerti jika kau bodohi.
Tapi nanti, tuhanmu tak akan bisa kau bohongi.
Di dunia kau dapat me-loby dengan kata-kata lembut nan menarik.
Tetapi apakah dapat me-loby tuhanmu?
Berapa luka kau buat di negeri ini?
Berapa harta yang sudah kau ambil paksa?
Dengarlah jeritan rakyatmu.
Dengarlah rintihan rakyatmu.
Dengarlah keluh kesah mereka.

 
Copyright © MY DIARY